Jenis-jenis Sistem Koloid

Telah kita ketahui bahwa sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi).

Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya.

A. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.

– Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat;
– Jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

• Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara.

• Contoh aerosol cair: kabut dan awan.
Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol,seperti semprot rambut (hair spray),semprot obat nyamuk, parfum,cat semprot, dan lain-lain.

Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.

B. Sol

 

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol.

Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Contoh sol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

C. Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan.

Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M).

Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
• Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks.

• Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi,
dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator).

Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air.

Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayones.


D. Buih

 

 

 

 

– Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.

– Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein.

– Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
– Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. –  Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih, antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.

E. Gel

– Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.

– Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.

– Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang terjadi agak padat.

 

Tinggalkan komentar